A Contribution to the Life History of the Rare Indonesian Holoparasite Rafflesia patma (Rafflesiaceae)

A Contribution to the Life History of the Rare Indonesian Holoparasite Rafflesia patma (Rafflesiaceae)1

Siti N. HidayatiA, Willem MeijerB, Jerry M. BaskinB, and Jeffrey L. WalckB

A. Universitas Bengkulu, Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu 38371, Indonesia, B. School of Biological Sciences, University of Kentucky, Lexington, Kentucky 40506, U.S.A.

Abstract

Fates and growth of Rafflesia patma buds and insect visitation to the flowers were monitored in an evergreen tropical rain forest in the Pangandaran Nature Reserve, Java, Indonesia. Of 59 buds marked in December 1985, 44 percent died before flowering, 7 percent flowered, and 49 percent were still in bud in May 1986. Mammals and birds caused the deaths of buds before they reached maturity. Only four buds flowered between December 1985 and May 1986; all were male. Rate of increase in diameter (cm/d) was much faster in large than in small buds. Once opening began, the flower opened fully in 24 to 48 hours; the flower remained open for three to five days before rotting. Only two genera of insects visited a male flower of R. patma: Lucilia and Sarcophaga (Diptera). Insect visitation was highest in the afternoon (1300–1700 h) and on the second or third day after flower opening. The increased number of flies visiting the flower coincided with the increasing odor emitted from it. Results of the present study were combined with information from the literature to construct a life cycle diagram of R. patma.

Zusammenfabung

Telah dilakukan penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan kuncup dan jenis-jenis serangga yang mengunjungi bunga Rafflesia patma di hutan hujan tropik Taman Wisata Pangandaran, Jawa, Indonesia. Dari 59 kuncup yang dijumpai di bulan Desember 1985, 44 persen mati sebelum mekar, 7 persen mekar, dan 49 persen masih berupa kuncup pada akhir penelitian bulan Mei 1986. Mamalia dan burung, adalah penyebab kematian kuncup sebelum mekar. Empat bunga jantan mekar selama penelitian tetapi tidak ditemukan bunga betina yang mekar. Laju pertambahan garis tengah kuncup (cm/d) lebih cepat pada kuncup bergaris tengah besar daripada kuncup yang kecil. Bunga mekar dalam waktu 24–48 jam dan bunga mekar penuh selama 3–5 hari sebelum akhirnya layu. Dua jenis lalat, Lucilia dan Sarcophaga (Diptera) mengunjungi bunga R. patma yang mekar. Frekwensi kunjungan tertingggi adalah pada sore hari (jam 1300–1700), dan puncak kunjungan terjadi pada hari kedua atau ketiga setelah bunga mekar. Jumlah seranggga pengunjung meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas bau yang dikeluarkan oleh bunga. Hasil penelitian ini ditambah dengan informasi dari pustaka yang ada digunakan untuk membentuk diagram siklus hidup R. patma.

Keywords: bud fates, bud growth, evergreen rain forest, Java, Indonesia, life cycle, parasitic plant, pollination, Rafflesiaceae, Rafflesia patma, Tetrastigma

DOI: 10.1646/0006-3606(2000)032[0408:ACTTLH]2.0.CO;2



http://www.bioone.org/perlserv/?request=get-abstract&doi=10.1646%2F0006-3606%282000%29032%5B0408%3AACTTLH%5D2.0.CO%3B2

Comments :

0 comments to “A Contribution to the Life History of the Rare Indonesian Holoparasite Rafflesia patma (Rafflesiaceae)”

Post a Comment